Taliban telah menyiapkan 25 kendaraan yang dilengkapi dengan bahan peledak untuk aksi istisyhad sebelum militer Pakistan melancarkan serangan di Waziristan Selatan, sebagaimana dilaporkan oleh sebuah media pada hari Minggu (15/11).
Berita Internasional mengutip beberapa sumber yang mengatakan bahwa pemimpin Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) telah memutuskan bahwa sejumlah kendaraan sarat bahan peledak siap digunakan sesaat sebelum serangan militer yang dimulai pada 17 Oktober lalu.
Menurut media tersebut, enam sepeda motor dan 19 kendaraan itu telah dilengkapi dengan bahan peledak.
Sumber mengklaim bahwa 150 dari 200 kg bahan peledak itu ditanam dalam setiap kendaraan di sejumlah tempat.
Pakistan telah dilanda gelombang serangan teror yang menewaskan lebih dari 250 orang. Salah satu serangan terburuk terjadi 28 Oktober ketika sebuah bom yang diduga kuat dilakukan oleh Blackwater menewaskan lebih dari 115 orang di sebuah pasar di Peshawar.
Saat ini, militer boneka Pakistan sedang berjuang mati-matian melawan Taliban di Waziristan Selatan, dalam rangka melaksanakan misi Amerika Serikat.
Pimpinan rabbi angkatan aarat Israel menyeru tentaranya untuk 'tidak menunjukkan belas kasihan' ketika mereka berperang atau mereka akan menjadi "terkutuk."
"Pada masa perang, siapa pun yang tidak berjuang sepenuh hati dan jiwanya, maka ia terkutuk, termasuk jika ia melucuti senjatanya dalam pertumpahan darah, jika ia menunjukkan belas kasihan terhadap musuh. Tidak ada belas kasihan yang harus ditampilkan," harian Israel Haaretz mengutip Brigjen Avichai Rontzki yang sedang berada di Hesder yeshiva, Tepi Barat.
"Terkutuklah dia yang melakukan tugas Tuhan dengan tangan yang malas, dan terkutuk pula jika dia membersihkan pedangnya dari darah," tambah Rontzki.
Mengenai tiga minggu perang Israel di Jalur Gaza Desember lalu, Rontzki memuji kinerja militernya yang mengakibatkan kematian sedikitnya 1.350 orang warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.
"Semua orang berjuang dengan segenap hati dan jiwa mereka, dan itu termasuk keberanian tentu saja. Selain itu berjuanglah dengan segala kekuatan yang kita miliki, untuk berjuang seolah-olah perjuangan itulah yang benar-benar menentukan misi kita," ia menegaskan.
Rontzki juga mengkritik keras kelompok-kelompok hak asasi manusia yang membela korban perang brutal Israel.
Selama perang, beberapa rabi terkemuka lainnya juga mengeluarkan fatwa yang memberikan legalitas pada komandan Israel untuk menyerang penduduk sipil di Gaza. (Sumber:www.arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar